Oleh
Ab. Mangun
Di Tanah Merah terpanggang panas
amarah memburu merahnya darah yang
tumpah berceceran.
Tangisan di pojokan tertimbun kardus
tanpa tangan memeluk dari ketakutan
yang mencekam. Di mana kasih yang
semestinya mendekap?.
Suara dentuman bersama retaknya ujung
bambu di pelipis. Air mata dan darah berlomba membasahi Tanah Merah.
Dari jauh seruan suci berjubah putih memanggang amarah demi melampiaskan marah.
Di ujung lain berkibar merah putih
bersaing gagah dengan jubah putih dan darah.
Di Tanah Merah ini Cinta terbunuh terkapar
oleh amarah di bawah kibaran merah putih yang membisu.
Mampus, mampus, mampus sudah
rasa bangga pada merah putih yang tunduk
pada jubah putih yang berlumuran darah.
No comments: