Judul Buku : Menemukan Kembali Liberalisme / Liberalism: In the Classical Tradition
Penulis : Ludwig von Mises
Penerbit : Freedom Institute & Friedrich Naumann Stiftung
Tahun : Cet.pertama, Desember 2011
Hal : xxxiv + 242
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mises dan Gagasan Liberalisme
Oleh
Irfan Jaya
Ludwig von Mises (1881-1973) adalah salah satu eksponen mazhab ekonomi austria. Lahir dan tumbuh dalam keluarga yahudi sekuler di Wina yang saat itu masih dalam kekuasan imperium Austro-Hungaria. Mises sejak awal menaruh minat intelektual yang kuat terhadap ilmu ekonomi. setelah perang dunia I, ia menjadi dosen pada Universitas Wina dan menjadi penasehat ekonomi pemerintah Austria. Ia menyaksikan eropa usai PD I, eropa yang hancur akibat perang. Dalam situasi semacam itu, Mises merasa galau dengan skeptisisme yang meluas terhadap cita cita liberal pencerahan dan naiknya pamor sosialisme dan marxisme.
Pada saat yang sama Mises juga cemas dengan semakin menguatnya Nazizme di Jerman. Oleh karena itu, beberapa tahun sebelum Hitler mencaplok Austria, Mises menetap sementara di Swis sebelum akhirnya hijrah untuk selamanya ke Amerika Serikat pada 1940. Sejak tahun itu ia tinggal di New York, mengajar ekonomi di New York University sampai akhir hayatnya. Di tanah perantauanya yang baru, Mises tak henti-henti mengumandangkan paham liberalisme klasik, yang saat itu dianggap sudah kadaluarsa dan anakronistik. Latar belakang Mises sebagai ekonom dalam tradisi mazhab ekonomi Austria perlu kita garis bawahi manakala kita mau memahami signifikansi bukunya tentang liberalisme ini.
Di dalam buku ini ia menguraikan bahwa semua peradaban terdahulu punah, atau setidak-tidaknya mandek, jauh sebelum mereka mencapai tingkat kemajuan material yang berhasil dicapai peradaban modern eropa. Bangsa-bangsa mengalami kehancuran-kehancuran, baik karena perang dengan musuh mereka maupun pergolakan di dalam negeri. Anarki merusak pembagian kerja; kota, perdagangan, dan industri mengalami kemunduran; dan, karena landasan perekonomian keropos, pembaruan modal dan intelektual tersingkir akibat ketidaktahuan dan kebrutalan. Orang Eropa pada zaman modern berhasil mempererat ikatan sosial diantara individu dan negara, sesuastu yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Ini merupakan pecapaian ideologi liberalisme, yang mulai akhir abad ke-17, diuraikan dengan semakin jelas dan tepat dan mempengaruhi semakin banyak orang. Liberalisme dan kapitalisme menjadi landasan dari semua keajaiban yang menjadi ciri kehidupan modern.
Liberalisme adalah gerakan politik pertama yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua, bukan kelompok khusus. Sebuah masyarakat dimana prinsip-prinsip liberal diberlakukan biasanya disebut masyarakat kapitalis. Liberalisme sekali lagi tidak ingin mengatakan bahwa kapitalisme baik hanya dari sudut pandang tertentu. Liberalisme hanya ingin mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan yang diinginkan manusia hanya sistem kapitalis yang cocok, dan bahwa setiap usaha untuk mewujudkan masyarakat sosialis intervensionis, sosialis agraris, atau sindikalis, pasti tidak berhasil. Karena masyarakat sosial, setiap individu berpikir tidak ada ketergantungan besar pada efisien kerjanya karena ia sudah mendapat porsi yang yang tepat dan hasil akhir keseluruhan tidak akan berkurang jauh akibat kemalasan satu orang. Seandainya, seperti yang ditakuti, keyakinan itu menjadi keyakinan umum, produktivitas tenaga kerja dikomunitas sosialis menurun jauh. Keberatan yang diajukan terhadap sosialisme benar benar masuk akal tetapi tidak menyentuh inti permasalahan.
Seandainya masyarakat sosialis dapat memastikan hasil kerja setiap individu dengan ketetapan yang sama dengan yang dilakukan pada setiap pekerjaan melelui perhitungan sistem kapitalis, pelaksanaan sosialis tidak akan tergantung pada niat baik setiap individu. Dalam batas batas tertentu masyarakat akan berada dalam posisi untuk menetukan jatah hasil total (total output) yang harus dialokasikan terhadap produksi. Apa yang membuat sosialisme tidak dapat terlaksana justru kenyataan bahwa perhitungan semacam ini tidak mungkin dalamsebuah masyarakat sosialis. Perhitungan monoter memadai untuk alasan praktis selama sistem monoter itu masuk akal. Jika kita menolak sistem monoter, semua perhitungan ekonomi benar benar mustahil. Ini merupakan keberatan yang menentukan yang di ajukan ilmu ekonomi terhadap kemungkinan masyarakat sosial. Ia harus melupakan perkembangan kerja intelektual yang dibangun di atas kerjasama penguasa, pemilik tanah, dan pekerja sebagai produsen dan konsumen dalam pembentukan harga pasar. Tapi tanpa itu, rasionalitas, yaitu kemungkinan perhitungan ekonomi, benar benar mustahil.
Liberalisme bukan agama, cara pandang dunia, atau partai dengan kepentingan khusus. Liberalisme bukan agama karena tidak menutut iman dan ketaatan, karena tidak bersifat ghaib, karena tidak memiliki dogma. Liberalisme bukan cara pandang dunia karena tidak mencoba menjelaskan kosmos dan tidak memberikan penjelas tentang makna dan tujuan keberadaan manusia. Liberalisme bukan partai dengan kepentingan khusus karena tidak memberikan atau berusaha untuk memberikan keuntungan khusus kepada individu atau golongan manapun. Liberalisme adalah sebuah ideologi, doktrin tentang hubungan yang setara antara anggota masyarakat dan pada saat yang sama merupakan penerapan doktrin tersebut dalam tindakan manusia dalam sebuah masyrakat. Liberalisme tidak menjanjikan hal hal yang melebihi apa yang bisa dicapai dalam sebuah masyarakat. Liberalisme hanya menjanjikan satu hal, yaitu kemajuan kesejahteraan material semua orang dalam suasana damai tanpa rintangan untuk melindungi umat manusia dari rasa sakit dan penderitaan yang berasal dari luar sejauh masih dalam batas batas kemampuan institusi institusi sosial. Itulah tujuan liberalisme.
***
Seri # 3 - Mises dan Gagasan Liberalisme
Reviewed by Pondok Kanal
on
5/07/2016 04:11:00 PM
Rating:
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments: