Resensi Buku - Analisis Politik Modern

Penafsiran Ulang dalam Politik Modern
Oleh
Mutmainnah

stationbukuonline.blogspot.co.id/
Judul: Analisis Politik Modern
Pengarang: Robert A. Dahl
Penerbit: Edisi Indonesia (PT Bumi Aksara, Jakarta)
Tahun Terbit Beserta Cetakannya: Januari 1994, Cetakan Pertama
Halaman: v + 179

Buku Analisis Politik Modern yang ditulis oleh Robert A. Dahl dengan judul asli Modern Political Analysis merupakan edisi yang paling komprehensif diantara empat edisi sebelumnya. Telaah hal ikhwal dari kekuasaan dan pengaruh politik begitu jelas penggambarannya dalam buku Analisis Politik Modern. Abstrak-abstraksi tidak lagi ditemukan, berbeda dengan edisi sebelumnya yang terkadang membuat pembaca awam pada titik ambiguitas. 

Robert A. Dahl adalah seorang ahli teori politik dan juga guru besar politik di salah satu universitas, tak bisa dipungkiri bahwa Robert A. Dahl memiliki background politik yang sangat memadai hal ini dapat dibuktikan dengan melihat sumbangsihnya sebagai pemikir politik abad ke 20. Teori pluralis dan teori polyarchi adalah teori yang tidak lepas dari pengaruh Dahl dalam perkembangan politik dari masa ke masa. Dalam Analisis Politik Modern, Dahl mencoba membuat pembaca menyeka dengan teliti bagaimana “politik itu paling rumit tetapi manusia terlalu menyederhanakan maka jangan salah politik jika ia hanya sederhana tetapi kacau” sebuah penggalan kalimat yang cukup sederhana namun mampu mengusik. 

Dalam buku ini terdapat 11 bab pembahasan, 3 bab diantaranya merupakan pembahasan yang Dahl analisis secara tajam di mana menyajikan pemaparan tentang orang-orang dalam situasi kekuasaan, termasuk orang-orang yang berada pada atau dekat dengan nadi kekuasaan di satu ekstrem dan pada titik tertinggi kekuasaan di ekstrem yang lain. Selain menyusun kembali bagian-bagian tentang kekuasaan dan pengaruh (bab 3), Dahl juga memberikan tekanan lebih besar kepada perbedaan-perbedaan penting antara sistem-sistem demokrasi dan non-demokrasi (bab 7) serta kepada sebagian faktor yang membantu memperjelas apa sebab demokrasi perwakilan bisa hidup disebagian negeri dan tidak di negeri yang lain (bab 8). Sedang 8 bab pembahasan lainnya merupakan bab yang juga dibahas oleh Dahl di edisi sebelumnya namun pada edisi ke lima ini lebih spesifik dan lebih terperinci maksud dari tulisannya, diantaranya: bab 1 (apa itu politik), bab 2 (melukiskan pengaruh), bab 4 (menerangkan dan menaksir pengaruh), bab 5 (sistem-sistem poltik: kesamaan-kesamaan), bab 6 (sistem-sistem politik: perbedaan-perbedaan), bab 9 (laki-laki dan wanita-wanita politik), bab 10 (penilaian politik), bab 11 (memilih kebijakan: srtategi penyelidikan dan keputusan).

Jika merunut dari judul buku ini, maka sekiranya pembaca sudah memiliki persepsi tentang isi muatan buku ini. Terlebih dengan kata modern, buku yang ditulis Dahl ini cukup menarik pembaca dengan membenturkan pertanyaan-pertanyaan sederhana diawal materi buku “politik ada dimana-mana termasuk di klub pribadi, lazimkah demikian?”, Dahl memberikan sample bagaimana kaum Indian Zuni di Amerika Barat Daya memiliki rasa yang sangat kuat bahwa upaya meraih kekuasaan (politik) adalah terlarang dan siapa saja yang berusaha meraih kekuasaan tidak boleh mendapatkannya. Ketika memposisikan diri sebagai penganut paham positivistik maka yang terjadi adalah yang paling bernafsu memimpin justru yang paling tidak pas untuk menjalankan kepemimpinan, dan yang paling cocok adalah yang paling tidak menginginkan kepemimpinan. Inilah satu wacana kecil yang coba Dahl pahamkan kepada pembaca yang ingin memahami bagaimana implementasi dari politik. Ranah politik kini tak lagi pada ranah pemerintahan dan negara, wajar ketika Dahl mengatakan politik ada di mana-mana karena hal ini dapat dilihat dari subsitem yang ada, mulai dari sistem poltik dan sistem ekonomi, sistem politik dan subsistem, sistem poitik dan sistem sosial, dan segala hal yang tak lepas dari konteks politik. Jika demikian maka inikah yang dimaksudkan Dahl analisis poltik modern?.

Machiavelli terkadang menggunakan serangkaian istilah yang tak terdefenisikan, hal ini dikarenakan keluwesannya memahami dari sebuah kehidupan politik yang terus berkembang, atau dengan kata lain Machiavelli melihat potensi dari beberapa dasawarsa akan adanya pemikiran politik yang mengalami perbaikan baik dari segi teori maupun dari segi praktik, segingga politik modern benar adanya. Zaman modern kerap kali dikaitakan dengan menafsirkan ulang segala sesuatu yang perlu ditafsirkan, karena jika tidak kontroversi adalah hal yang tak bisa terelakkan. Dengan demikian menafsirkan kembali merupakan hal yang harus terjadi sebagimana penafsiran teori-teori dari para pakar atau ilmuan politik sehingga menciptakan teori yang lebih sesuai dengan masa modern atau mencetuskan kembali teori-teori yang lebih tepat. Adanya kesulitan dalam konsep kepentingan, kehendak merupakan hal yang paling sensitif dalam politik dan inilah yang hendak dipahami dalam analisi politik modern sehingga ada kesinambungan dan kesesuaian konsep pada rentetan zaman.

“...kuasaan- anda maksudkan pengaruh? Dalam rasa perasa pengaruh? Saya setuju. Ia memang penuh timbang rasa. Sama timbang rasa yang ditunjukkan kepada sebagian besar anggota junior dengan diperlihatkannya kepada para anggota senior. Itulah sebabnya ia “berkuasa”. Saya tidak akan menggunakan istilah berkuasa. Lebih suka saya menyebutnya berpengaruh. Ada bedanya, saya akan membandingkannya dengan…Carl Visioan. Carl memiliki kekuasaan dan ia menggunakannya. Bukan maksud saya pengaruh dalam arti anda memperjual belikan pengaruh. Bukan “anda lakukan untuk saya”, atau dalam suatu penegasan komisi. …ia selalu berhasil mempertemukan kita semua. Ia benar-benar memiliki kehormatan dan pengaruh yang besar”[55]. Dari penggalan kalimat ini maka penafsiran perlu dilakukan sesuai porsi.

Pada abad ke 17 dan abad ke 18 ada sebuah perkiraan akan perbedaan pendapat bahwa “perwakilan” merupakan pilihan yang mungkin dijadikan bahkan diinginkan guna mengarah keperansertaan dalam majelis warganegara. Sehingga mulai berkembang teori dan praktik, yang di dalamnya terdapat bentuk pemerintah perwakilan yang sama sekali baru. Sangat berlainan dengan seluruh sistem yang sejauh ini berlaku untuk memerintah negara-negara sistem demokrasi, republik demokrasi, sistem parlementer. Terkadang orang berpendapat demokrasi berarti pemerintah langsung atau lewat majelis, sedang republik diberi pemaknaan pemerintahan perwakilan. Begitu berbeda dari pangkal kata “perwakilan” sehingga dengan demikian begitu jelas apa yang hendak dianalisis oleh Dahl.

Buku yang ditulis oleh Dahl, di sisi lain memiliki kelebihan juga tak lepas dari kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari keselarasan judul buku dan isi buku. Jika pembaca adalah orang-orang yang “tak terlalu pandai” memahami isi buku maka pembaca tak akan menemukan sinkronisasi atau keselarasan isi buku dengan judul buku. Jika Dahl memperuntukan buku Analisi Politik Modern untuk kaum akademisi maka buku ini terlalu sederhana baik dari segi tatabasa maupun dari segi isi, namun bisa saja kesederhanaan ini terjadi karena buku ini merupakan buku terjemahan. Namun jika anda pembaca pemula yang belum paham banyak tentang politik maka buku Analisis Politik Modern cocok menjadi koleksi bacaan.

***
Resensi Buku - Analisis Politik Modern Resensi Buku - Analisis Politik Modern Reviewed by Pondok Kanal on 1/01/2017 11:07:00 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.